BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Agama
Islam dibawa dan diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW. Indonesia
merupakan negara yang jumlah penduduknya hampir mencapai 100% beragama Islam.
Islam telah masuk ke Indonesia diperkirakan pada abad pertama Hijriyah atau
sekitar abad ke 7 dan 8 Masehi dan langsung dari Arab.
Masuknya Islam ke Indonesia yaitu dengan melalui
perdagangan dan pernikahan. Daerah pertama yang didatangi Islam ialah pesisir
Sumatera, selanjutnya Islam menyebar ke seluruh pelosok. Hal ini terjadi berkat
para mubaligh-mubaligh Islam yang berperan sebagai saudagar sekaligus sebagai
penyiar agama juga.
Penyiaran Islam di Indonesia berlangsung secara damai.
Hal ini dilakukan agar masyarakat Indonesia tertarik untuk mempelajari Islam
dan masuk kepada agama Islam. Kedatangan Islam ke Indonesia membawa kecerdasan
dan peradaban yang tinggi dalam membentuk kepribadian bangsa Indonesia.
Melihat pentingnya mengenal dan mengetahui sejarah Islam
di Indonesia, maka pada pembahasan makalah ini akan dijelaskan mengenai sejarah
pertumbuhan dan perkembangan Islam di Indonesia.
B.
Rumusan
Masalah
Dari latar belakang di atas, dapat
diklasifikasikan rumusan masalah sebagai berikut.
1. Kapan
masuknya Islam ke Indonesia?
2. Bagaimana
Islam berkembang di Indonesia?
3. Apa
peristiwa-peristiwa penting dan siapa tokoh-tokoh yang berprestasi dalam
perkembangan Islam di Indonesia??
4. Apa
pengaruh Islam terhadap kebudayaan Indonesia?
C.
Tujuan
Pembahasan
Adapun tujuan pembahasan dalam
penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Untuk
mengetahui waktu masuknya Islam ke Indonesia;
2. Untuk
mengetahui perkembang Islam di Indonesia;
3. Untuk
mengetahui peristiwa-peristiwa penting dan tokoh-tokoh yang berprestasi dalam
perkembangan Islam di Indonesia;
4. Untuk
mengetahui pengaruh Islam terhadap kebudayaan Indonesia; dan
5. Untuk
mengambil ibrah dari peristiwa perkembangan Islam di Indonesia.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Masuknya
Islam ke Indonesia
Mengenai kapan waktu Islam mulai
masuk ke Indonesia yang sebenarnya, pada awalnya ditemukan adanya dua pendapat
dari para ahli yang berbicara mengenai hal tersebut. Pertama, bahwa Islam mulai
masuk ke Indonesia pada abad ke-7 M, dan pendapat kedua pada abad ke-12 M.
adapun dasar pemikirannya adalah sebagai berikut.
1. Pendapat
pertama
Agama Islam telah masuk ke wilayah
Indonesia pada abad pertama Hijriah atau abad ke-7 M, yang dibawa oleh para
saudagar arab yang berdagang di Tiongkok/Cina. Dari tanah Arab, para saudagar
itu menuju Tiongkok melalui jalur Arab-Malabar-Nicobar-Aceh (Pasai di Aceh
Utara dan Perlak di Aceh Timur)- Malya - Kamboja - Daratan Cina.
Berdasarkan hasil Seminar Nasional
Masuknya Islam Ke Indonesia yang diadakan di Medan tahun 1963 para ahli
menyimpulkan, bahwa agama Islam masuk ke Indonesia pada abad ke-1 H atau ke-7 M
langsung dari tanah Arab. Daerah yang disinggahi adalah pesisir Sumatera. Agama
Islam tersebut disebarkan oleh para saudagar muslim yang juga bertindak sebagai
mubaligh dan dilakukan dengan cara damai.[1]
Pendapat yang pertama ini
didasarkan pada berita yang menyebutkan adanya orang-orang muslim yang
berdagang dan singgah di kepulauan Indonesia, berita itu berasal dari berita
Cina zaman Dinasti Tang. Dalam berita itu disebutkan bahwa ada orang-orang
Ta-shih yang tadinya berusaha untuk menyerang Kerajaan Holing atau Kalingga di
Jawa, tetapi membatalkan niatnya karena kerajaan Holing dibawah Ratu Sima 674 M
masih kuat.[2]
2. Pendapat
kedua
Pendapat
kedua menyatakan bahwa Islam mulai masuk ke Indonesia, yakni pada abad ke-12 M
atau abad ke-7 H, yaitu di wilayah Sumatera yakni di daerah Aceh. Hal itu
dibuktikan dengan datangnya seorang mubaligh bernama Abdullah Arief tahun 1115
M ke wilayah Aceh, yang menyebarkan agama Islam. Kemudian pada tahun 1205
tercatat sebuah nama penguasa bernama Raj Johan Syah yang menguasai wilayah
sampai semenanjung Malaya.[3] Pendapat ini mempunyai data-data dan argument yang kuat, antara
lain sebagai berikut.[4]
a.
Dalam
sejarah Melayu dikatakan bahwa pada tahun 1151 M, datanglah ke Aceh, mubalig
dari tanah Arab bernama Abdullah Arif. Mubalig itulah yang pertama kali
menyebarkan Islam di wilayah Sumatra.
b.
Dalam
sejarah Aceh dinyatakan bahwa pada tahun 1205 M, tercatat nama Raja Johan Syah
yang dimaklumkan sebagai sultan Aceh yang pertama. Wilayah kerajaannya telah
mencakup tanah melayu.
c.
Pada
masa berikutnya tercatat pula raja muslim Aceh, bernama Malikus Saleh yang
wafat pada tahun 1297 M.
d.
Dalam
buku catatan pengembaraan Ibnu Bathutah dikatakan bahwa pada tahun 1315 M, di
Samudra Pasai telah berdiri kerajaan Islam
dan di pimpin oleh seorang sultan yang agamis.
Berdasarkan beberapa pendapat diatas, para ahli sejarah mengambil
kesimpulan sementara, bahwa Islam masuk ke Indonesia sebagai berikut.
1.
Islam
masuk ke Indonesia pertama kali pada abad ke-1 H/7
Masehi langsung dari tanah Arab.
2.
Daerah
yang pertama kali menerima ajaran Islam adalah pesisir Sumatra. Setelah
mengalami perkembangan masyarakat muslim, raja Islam yang pertama berada di
Aceh.
3.
Dalam
proses Islamisasi berikutnya, bangsa pribumi Indonesia juga turut aktif
menyebarkan agama Islam.
4.
Para
mubalig muslim pertama itu selain sebagai penyair juga saudagar.
5.
Penyebaran
Islam di Indonesia dilakukan dengan cara damai.[5]
B.
Perkembangan
Islam di Indonesia
Islam disebarkan dan dikembangkan di Asia Tenggara (termasuk Indonesia)
dengan tiga tahap yaitu:
1. Islam disebarkan di pelabuhan-pelabuhan
Nusantara,
2. Terbentuknya komunitas-komunitas Islam di
Nusantara, dan
3. Berdirinya kerajaan-kerajaan Islam.[6]
Para ahli
sejarah mengatakan bahwa Islam berkembang di Indonesia dengan berbagai cara dan
cirinya tersendiri. Artinya, perkembangan agama Islam di Indonesia berbeda
dengan Negara-negara lain. Perbedaan itu antara lain terdapat pada ciri-ciri
berikut ini.[7]
1.
Islam
berkembang secara natural
Adapun Islam di
Indonesia berkembang secara alami, evalutif, berjalan apa adanya, tidak ada
paksaan dan tidak pula dengan kekerasan, pada mulanya, Islam disampaikan hanya
sebatas berita dan informasi mengenai kebenaran yang hakiki. Setiap orang boleh
menanggapi dan boleh tidak. Bagi yang tertarik boleh ikut dan masuk agama Islam,
dan bagi yang tidak boleh menolak dan mengatakan keberatan. Dengan demikian,
perkembangan Islam dapat berjalan dengan aman dan damai. Lambat tapi pasti pada
akhirnya agama Islam dapat berkembang pesat.
2.
Islam
berkembang secara cultural
Salah satu pendekatan yang diambil oleh para ulama terdahulu dalam
mengembangkan agama Islam, adalah pendekatan cultural. Islam tidak anti budaya
dan peradaban, bahkan dapat dijadikan sebagai motor penggerak budaya dan
perdaban. Oleh sebab itu, para ulama terdahulu mengembangkan Islam melalui
kebudayaan, baik seni budaya maupun adat istiadat yang secara substansial
tidak bertentangan dengan ajaran Islam. Dengan demikian, agama Islam dapat
berkembang dengan pesat tanpa mendapat perlawanan yang berarti dari masyarakat
negeri ini.
3.
Islam
berkembang secara persuasive
Para ulama terdahulu mengembangkan Islam tidak dengan cara represif
(kekerasan), melainkan dengan cara persuasive dan kekeluargaan. Tidak sedikit
para ulama terdahulu yang berhasil menaklukan hati seorang raja karena
kedekatan mereka dengan pribadi sang raja. Banyak pula ulama yang menyamar menjadi
nelayan, petani,pedagang,dan lain-lain untuk sekedar menumbuhkan kepercayaan
dari lingkungan masyarakatnya, sehingga mereka mudah menyampaikan ajaran Islam.
4.
Islam
berkembang secara genetis
Figure dan ketokohan para ulama yang simpati dan menarik, tidak
jarang memikat hati masyarakat. Sebagian mereka ada yang ingin menikahkan
putrinya mereka dengan sang ulama. Akibatnya terjadilah interaksi genetis yang
akan melahirkan generasi penerus perjuangan. Bahkan melalui pekawinan itulah,
agama Islam dapat mudah berkembang dan diterima oleh masyarakat dengan senang
hati.
Setelah sempat
mengalami kejayaan dengan berdirinya beberapa kerajaan Islam di Indonesia,
agama Islam terus mengalami pasang surut di kalangan umatnya, seiring dengan
keterpurukan umat Islam di wilayah ini sedang berjuang merebut kemerdekaan
bangsanya.
Untuk dapat
melihat perkembangan Islam di Indonesia, tentu dapat disaksikan dari peran
aktif umat Islam bangsa ini dalam mengembangkan agama dan memajukan bangsanya.
Setelah agama Islam menyebar ditengah masyarakat Indonesia, umat Islam di negeri
ini mengambil peranan penting dalam upaya meraih kemerdekaan bangsa dan
negaranya. Umat Islam dari Sabang sampai Merauke bahu-membahu dan bersatu padu
dalam melakukan perjuangan merebut kemerdekaan.
Setelah kemerdekaan
bangsa diraih berkat rahmat Allah SWT, dan kerja keras para pejuang, umat Islam
dan para ulama senantiasa mengawal setiap program yang dicanangkan
oleh pemerintah. Usaha untuk mempertahankan aqidah Islam bangsa ini juga terus
dilakukan oleh para ulama, sehingga agama Islam tetap berkembang dari waktu ke
waktu.
Perkembangan Islam
di Indonesia juga dapat dilihat dari banyaknya organisasi kemasyarakatn
(Ormas), bahkan organisasi sosial politik (Orsospol), organisasi profesi, dan
sebagainya yang berasaskan Islam atau berlabel Islam. Pada siding MPR tahun
1999 para anggota majelis sepakat melakukan amandemen terhadap UUD 1945, dan
umat Islam berkeinginan untuk memasukkan salah satu butir dari piagam Jakarta
yang intinya mengharuskan umat Islam bangsa ini menjalankan syariat Islam.
Namun upaya itu gagal demi menjaga persatuan dan kesatuan bangsa, mengingat
penduduk negeri ini tidak semuanya memeluk agama Islam.
Islam di
Indonesia juga terus berkembang seiring dengan perkembangan zaman. Berbagai
organisasi Islam bermunculan, baik yang berskala lokal, regional, nasional
bahkan internasional. Organisasi-organisasi itu semu bernapaskan dakwah Islam,
yakni menjungjung aqidah tauhid dan amar ma’ruf nahi mungkar.[8]
C.
Peristiwa-Peristiwa
Penting dan Tokoh-Tokoh yang Berprestasi dalam Perkembangan Islam di Indonesia
1. Peristiwa dakwah Islam di pulau sumatera dan tokoh-tokohnya
a. Peristiwa
pembentukan kerajaan Islam samudra pasai
Kerajaan samudra
pasai merupakan kerajaan Islam pertama yang pernah ada di Indonesia.
Sebab wilayah itu merupakan wilayah pertama yang di masuki agama Islam di
Indonesia. Samudra pasai semula adalah nama sebuah kampung di tepi sungai
pasai. Setelah menjadi kerajan, kampung itu berubah nama menjadi samudra pasai.
Raja samudra pasai yang pertama masuk Islam adalah Merah Silau berganti nama
menjadi Sultan Malikus Salih (w. 698 H/1292 M). Setelah rajanya masuk Islam,
seluruh penduduk pasai akhirnya dapat diIslamkan.
Sepeninggal Sultan Malikus Salih,
Samudra pasai di perintah oleh beberapa orang raja, seperti Al Malikuz Zahir I
(w. 1297 M), Al Malikuz Zahir II (1326-1340 M), Zainal Abidin (w. 1350 M)
Iskandar (w. 1412 M). Raja
samudra pasai yang paling berjasa dalam penyebaran Islam adalah Al Malikuz
Zahir II. Sultan inilah yang di temui oleh ibn bathutah, seorang pengembara
perkembangan arab. Menurut ibnu bathutah dalam buku catatan perjalananya,
Sultan pasai sangat mencintai Agama dan memahami ilmu-ilmunya secara mendalam,
beliau bermadzhab Syafi’i
dan menguasai benar Madzhab itu.[9]
b. Peristiwa
pembentukan Kerajaan Aceh Darussalam
Setelah Malaka dapat dikuasai oleh
Portugis, banyak saudagar yang mengungsi ke Aceh. Raja Aceh yang pertama adalah
Sultan Ali Mughayat Syah (1507-1522 M). Sultan
dapat menyatukan seluruh Wilayah Aceh yang dulu di kuasai oleh kerajaan samudra
pasai. Sepeninggal Sultan Ali Mughayat Syah, kerajaan aceh Darussalam di pimpin
oleh raja-raja penerusnya, tetapi yang paling berhasil membawa Kerajaan Aceh ke
puncak ke jayaan adalah Iskandar Muda (1607-1636 M). pada masa kepemimpinanya,
Aceh mengalami zaman keemasaan dan bangsa aceh menjadi subur makmur.[10]
c. Peristiwa pembentukan Kerajaan Islam Palembang
Sultan Badaruddin di turunkan dari
takhtanya oleh Portugis, dan mengangkat Sultan Najamuddin sebagai raja Islam
Palembang. Namun ketika Belanda kembali. Najamuddin di paksa diturunkan dari
takhtanya, tapi sultan menolak dan meminta bantuan Portugis tapi belanda dapat
menaklukan pasukanya, sehingga Najamuddin tertangkap dan di buang ke Cianjur
Jawa Barat, ahirnya Sultan Badaruddin pun naik tahta kembali atas dukungan
Belanda. Meskipun Hati Sultan tetap menantang Belanda.
Pada tahun 1821 M. Belanda kembali
menyerang Palembang di bawah pimpinan Jendral
De Kock, peperangan sengitpun terjadi, dan akhirnya palembangpun jatuh
ke tangan Belanda. Empat tahun kemudian, yaitu tahun 1825, kesultanan Palembang
resmi di bubarkan oleh belanda.
Adapun tokoh-tokoh agama dan ilmuan
yang menonjol dan berprestasi yang cukup besar peranya dalam perkembangan agama
Islam. Mereka itu antara lain sebagai berikut.[11]
1. Syaikh
Nuruddin Ar-Raniry (w. 1086 H/ 1658 M).
2. Abdurrauf
As-singkil (1024-1105 H / 1615-1730 M).
3. Hamza
Fansyuri
4. Syamsudin
As-Sumantrani.
2. Peristiwa
dakwah Islam di pulau jawa dan
tokoh-tokohnya
a. Peristiwa
Pembentukan Kerajaan Islam Demak
Kerajaan Islam demak merupakan
Kerajaan Islam pertama dipulau Jawa, yang kemudian menyusul beberapa
kerajaan-kerajaan Islam lainya. Kerajaan Demak didirikan pada tahun 1478 M, hal
itu di dasarkan pada runtuhnya kerajaan Majapahit yang di beri tanda Candra
Sengkala, sirna hilang bertaning bumi, yang menunjuk pada tahun saka 1400 atau
1478 M. Kerajaan Demak didirikan oleh Raden Fatah, yang pada mulanya ia seorang
Mubaligh yang menyebarkan agama Islam di tanah jawa.[12]
b. Pembentukan
kerajaan Islam Mataram
Mataram sebelumnya adalah suatu
daerah kabupaten dari kerajaan Islam pajang pimpinan Sultan Hadiwijaya.
Bupatinya di pegang oleh Sutowijoyo. Pada tahun 1582 M Sutowijoyo memberontak,
dan kesultanan pajang pun di tumbangkan, dan berdirilah kerajaan Islam mataram dengan raja pertamanya
sutawijaya. Sepeninggal sutawijaya, kerajaan Mataram dipimpin oleh generasi
penerusnya, antara lain raden mas jalang, sultan agung, amangkhurat I,
Amangkurat II, Amangkurat III, pakubuana I, Prabu mangkurat jawa, pakubuana II,
dan pakubuana III.
c. Peristiwa
pembentukan kerajaan Islam Banten
Setelah fatahilah atau sunan gunung
jati dapat menaklukkan Sunda kelapa dari Portugis, dakwah Islam diarahkan diwilayah banten yang kala itu sedang di
bawah kekuasaan Hindu Pajajaran. Atas
bantuan dari kerajaan Demak, pasukan Fatahilah yang dipimpin putranya
yang bernama Hasanudin dapat menguasai wilayah banten. Seiring dengan usianya
yang semakin menua, Fatahilah yang menyerahkan kepemimpinan atas Banten
kepada putra tertuanya Hasanudin, dan
menyerahkan Cirebon pada putra keduanya pangeran pasarean. Dengan demikian,
resmilah Hasanudin sebagai Raja Banten pertama. Pada tahun 1570 M. Hasanuddin
wafat dan digantikan oleh putranya
pangeran Yusuf. Pada saat itu, di
Jawa Barat masih berdiri kerajaan Pejajaran Hindu yang dipimpin oleh Prabu Sedah
(raja pajajaran terakhir). Pangeran
Yusuf menyerang markas istana Prabu Sedah, dan membuat sang Prabu menyerah.
Sejak saat itulah kerajaan pajajaran musnah di Jawa Barat.
Sepeninggal pangeran Yusuf, Banten
dipimpin oleh generasi penerusnya, tetapi yang paling terkenal dan banyak
berjasa menyebarkan Islam adalah Sultan Ageng Tirtayasa. Di bawah
kepemimpinanya, banten mengalami zaman keemasan, disegani kawan dan lawan, dan
di kenal oleh mancanegara.
Adapun tokoh-tokoh yang berprestasi
dalam perkembangan Islam di daerah jawa adalah Walisongo. Beliau-Beliau telah
Merubah kepercayan masyarakat pulau jawa pada waktu itu, dari
anamisme-anamisme, Hindu dan Budha Menjadi kepercayaan Tauhid yang Mengesakan
Allah SWT.[13]
d.
3. Peristiwa
dakwah Islam di luar Pulau Sumatra dan Jawa serta tokoh-tokohnya
a. Peristiwa
pembentukan Kerajaan Sukadana
Di Kalimantan Barat juga berdiri
kerajaan Islam bernama kerajaan Islam sukadana. Menurut sejarah, Islam masuk ke
sukadana melalui jasa seseorang mubaligh kebangsaan Arab bernama Syaikh
Syamsudin. Syaikh itu datang dan menghadap Raja Sukadana dan memberikan hadiah Al-Qur’an dan batu
cincin akik dan yamani. Sang raja terharu dengan hadiah syaikh, dan menyatakan
diri masuk Islam. Setelah masuk Islam namanya diganti menjadi Sultan Muhamad
Shafiyudin (w.1677 M)
b. Peristiwa
Pembentukan Kerajaan Islam Gowa Makasar
Daerah Kerajaan Gowa Makasar hampir
mencakup seluruh wilayah Sulawesi dan Kutai (Kalimantan), bahkan meliputi pulau
Sumbawa dan Buton. Di bawah kepemimpinan Sultan Hasanuddin, Kerajaan Gowa Makasar mengalami zaman keemasan. Beberapa kerajaan
yang berada di Pulau Sulawesi hampir semuanya dapat di taklukan. Misalnya
kerajaan Bone yang dipimpin oleh raja-raja Bugis. Bone dapat ditaklukkan oleh Makasar, dan Rajanya bernama Aru Palaka
di usir dan di asingkan ke luar Negri.
c. Peristiwa
Pembentukan Kerajaan Islam Ternate
Raja Ternate yang pertama masuk Islam
adalah Mahrum. Sepeninggalanya di gantikan oleh putranya bernama Zainal Abidin.
Pada tahun 1459 M, Sultan Zainal Abidin
menyerahkan kekuasaan sementara kepada seseorang kepada keluarganya, dan ia
pergi merantau ke tanah jawa untuk menuntut ilmu di pesantrenya Sunan Giri,
kemudian ke Gersik, lalu ke Aceh untuk menemui Sultan Aceh yang kala itu di
pimpin oleh Sultan Alaudin Ri’ayat Syah.
Sepulangnya dari menuntut ilmu, Sultan Zainal Abidin segera memerintah di Ternate.
Sehingga kerajaan Islam Ternate mengalami zaman keemasaan. Banyak daerah yang
dapat diIslamkanya, seperti wilayah sulu, Mindanau, dan sebagainya.[14]
D.
Pengaruh
Islam terhadap Kebudayaan Bangsa Indonesia
Islam datang ke Indonesia tidak
hanya mempengaruhi keyakinan masyarakat pribumi, melainkan juga berpengaruh
terhadap kebudayaannya. Penerimaan Islam di Indonesia sangat berkaitan dengan
corak Islam sufistik yang berkembang sehingga mudah diterima karena sesuai
dengan kebudayaan lokal yang ada. Dari ciri sufistik tersebut, maka Islam
disambut baik dan dapat diintegrasikan kedalam pola sosial, budaya, dan politik
yang sudah ada.[15]
Pengaruh islam terhadap kebudayaan
dan peradaban bangsa Indonesia dan perkembanganya itu anatara lain sebagai
berikut.[16]
1. Pengaruh
dalam seni bangunan; diantaranya masjid, makam, dan keratin.
2. Seni
rupa
3. Seni
sastra; diantaranya hikayat, babad, dan suluk.
4. Seni
pertunjukan; diantaranya seni tari, seni gamelan dan seni wayang.
BAB
III
PENUTUP
Kesimpulan
Para ahli sejarah mengambil kesimpulan sementara, bahwa Islam masuk
ke Indonesia pertama kali pada abad ke-1 H/VII Masehi langsung dari tanah Arab.
Daerah yang pertama kali menerima ajaran Islam adalah pesisir Sumatra. Dalam
proses Islamisasi berikutnya, bangsa pribumi Indonesia juga turut aktif
menyebarkan agama Islam, dilakukan dengan cara damai.
Para ahli sejarah mengatakan bahwa Islam berkembang di Indonesia
dengan berbagai cara dan cirinya tersendiri yang membedakannya dengan negara-negara
lain, yaitu Islam berkembang secara natural, secara kultural, secara persuasif,
dan secara genetis.
Adapun peristiwa-peristiwa penting dan tokoh-tokoh yang berprestasi
dalam perkembangan Islam di Indonesia adalah sebagai berikut.
1.
Peristiwa dakwah Islam di pulau sumatera dan tokoh-tokohnya
yaitu:
a. Pembentukan
kerajaan Islam samudra pasai, tokohnya adalah Syaikh Ismail, Sultan Malikus
Shalih, Al-Maliks Zahir I, Zainal Abidin, Iskandar, dan Al-Maliks Zahir II.
b. Pembentukan
kerajaan Aceh Darussalam, tokohnya adalah Sultan Ali Mughayat Syah, Sultan
Iskandar Muda, dan Sulthanah Shafiyatudin.
c. Pembentukan
kerajaan Islam Palembang, tokohnya adalah Syaikh Nuruddin Ar-Raniry, Abdurrauf
As-singkil, Hamza Fansyuri, dan Syamsudin As-Sumantrani.
2.
Peristiwa dakwah Islam di pulau Jawa dan tokoh-tokohnya
yaitu:
a. Pembentukan
kerajaan Islam Demak, tokohnya yaitu Raden Fatah.
b. Pembentukan
kerajaan Islam Pajang, tokohnya yaitu Sultan Adi Wijaya.
c. Pembentukan
kerajaan Islam Mataram, tokohnya yaitu I
Raden Mas Jalang, Sultan Agung, Amangkhurat I, Amangkurat II, Amangkurat III, Pakubuana
I, Prabu Mangkurat Jawa, Pakubuana II, dan Pakubuana III.
d. Pembentukan kerajaan Islam Banten, tokohnya yaitu Wali Songo.
3.
Peristiwa dakwah Islam di luar pulau Sumatra dan pulau Jawa beserta tokoh-tokohnya yaitu:
a. Pembentukan
kerajaan Islam Sukadana, tokohnya adalah Syaikh Syamsudin.
b. Pembentukan
kerajaan Islam Gowa Makassar tokohnya adalah Sultan Hasanuddin.
c. Pembentukan
kerajaan Islam Ternane tokohnya adalah Mahrum, Sultan zainal Abidin, dan Syekh
yusuf Al-Makassari.
Islam datang ke Indonesia juga
berpengaruh terhadap kebudayaannya. Pengaruh islam terhadap kebudayaan dan
peradaban bangsa Indonesia dan perkembanganya itu anataranya pengaruh dalam
seni bangunan, seni rupa, seni sastra, dan seni pertunjukan. Dari semuanya itu,
kita dabat mengambil Ibrah yang begitu banyak.
DAFTAR
PUSTAKA
Arifin, Muhammad. 2011. Sejarah Kebudayaan Islam, Surabaya:
Bintang Ilmu.
Rosady, Eddiy. 2005. Sejarah Kebudayaan Islam. Jakarta: Inti
Media Cipta Nusantara.
Wahid, Sy. 2009. Sejarah Kebudayaan Islam Madrasah Aliyah.
Bandung: CV Amico.
[2] Eddy Rosady, Sejarah Kebudayaan Islam. Jakarta: Inti
Media Cipta Nusantara, 2005, Hlm. 62.
[3] Ibid., Eddy Rosady, Hlm. 63
[4] Wahid Sy, Sejarah Kebudayaan Islam Madrasah Aliyah,
Bandung: CV Amico, 2009, Hlm. 100.
[5] Wahid Sy, Op.Cit., Hlm. 100.
[7] Ibid., Hlm. 100-102.
[10] Ibid., Hlm. 105-106.
[11] Ibid., Hlm. 106-107.
[12] Ibid., Hlm. 108.
[13] Ibid., Hlm. 110-111.
[14] Ibid., Hlm. 113-114.
[15] Muhammad Arifin, Sejarah Kebudayaan Islam, Surabaya:
Bintang Ilmu, 2011, Hlm. 178.
[16] Eddy Rosady, Op.Cit., Hlm. 74.
Comments
Post a Comment